Sudah 2 tahun usia pernikahan kami, memang ceritanya banyak sekali, bahkan seolah seperti kita sudah saling mengenal lam sekali, bukan seperti pertemuan 2 tahun. Mungkinkah ini yang dinamakan rasa sakinah? Semoga Allah selalu melindungi kita hingga JannahNya ya, sayang...
Berawal dari hobi jalan-jalannya, aku sampai ikut kemana-mana, kalau dihitung dari awal kami menikah itu rutin setiap 2 bulan sekali kami berkelana ke kota atau pulau orang. Bukan untuk hambur, tapi untuk mengembalikan inspirasi hingga ternyata banyak pelajaran yang didapat dari jalan-jalan.
Dulu, aku ngerasa ngapain sih jalan-jalan terus? udah lah kita urusin kegiatan kita di rumah ini, masih banyak yang harus kita penuhi n bla bla bla... Ya, pikiran semua emak-emak kayaknya sebagian besar begitu, mending uangnya buat ini itu, mendingan ditabung, mendingan waktunya buat ngerjain kerjaan yang lain. Tapi kini, aku merasa aku sudah tertular virusnya.
Yap, virus jalan-jalan ala bapak beranak satu itu hehehe. Ternyata banyak yang bisa kita dapat dari berjalan, berkelana, sembari mentadaburi apa yang Allah kasih. Bersilaturahmi paling penting, ini buat kita makin merasa bahwa kita punya saudara itu banyaaaaak sekali. Awalnya nggak tau soal orang-orang disana gimana bahkan nggak kenal, tapi dengan kita bertemu mereka banyak pelajaran berharga yang kita dapat. Itu positifnya ya hehe.. Negatifnya kalo jajan kebanyakan atau pengen beli banyak oleh-oleh, ini penyakit aku sebagai emak-emak milenial hahahaha
Belajar banyak dari orang daerah atau orang-orang yang kita temui itu membuat kita luas wawasan "WAH WAWASANKU LUAS YA" hahahaha.... tapi nggak buat kita menjadi sombong, malah semakin merasa bahwa banyak yang masih belum kita punya, masih banyak yang belum kita tau dari sekian banyak ilmu yang kita pelajarin di sekolah, itu masih sedikit banget. Belajar dari pengalaman orang yang beda daerah, itu menyenangkan sekali, mendengarkan sejarah daerah mereka dan menjelajahi setiap tempat yang bernilai sejarah.
Dari suamiku aku belajar apa arti hidup, belajar hidup dengan banyak orang yang baru kami temui. Dan yang paling bermakna adalah semakin membuat aku merasa bahwa Allah SWT itu adil menciptakan kita, perbedaan membuat banyak sekali warna, tanpa perlu melunturkan persatuan. Kalau aku sedang berada di atas awan (naik kapal terbang) itu semakin sadar kalau kita hanya makhluk kecil sekali, keciiiil sekali, sampai nggak kelihatan, tapi kenapa masih suka sombong ya? Malu lah inget itu.
Alhamdulillah, semua buat lebih jadi bermakna, semakin banyak cerita dan warna, meski kadang kali kita saling sebel-sebelan karena hal sepele, eh tapi banyakan aku sih yang suka kesel-kesel manja gitu, entah karna jadi emak-emak itu buat lelah ya? tapi sih ini cuma perasaan aja kali ya.. emang lemah aje hahahaha....
Cobaan yang kami hadapi nggak sedikit, tapi satu persatu berusaha kami perbaiki, atas izin Allah selesai perlahan, meski tak seperti yang kita inginkan tapi jalan pilihan dari Allah itu yang paling terbaik, paling bikin adem dan malah lebih keren dari prediksi kita yang cuma manusia mini ini.
Semakin sayang Abahnya Zaina, semakin juga menikmati rahmat, nikmat, hidayah, berkah dan bimbingan dari Allah SWT bersamamu.
My Husband My Adventure
Menjadi Dewasa itu Langka
Semasa hidup kita, nggak jarang kita merasa bahwa kita sudah bisa ini itu, karena kita punya ini itu. Bahkan ada yang merasa jika sudah bisa kerja dan memanajemen keuangan dengan baik, semua dilakukan sendiri dan mandiri, akhirnya merasa dewasa. jika dewasa diukur dengan hal tersebut, anak SD yang bisa jualan dan bisa jajan sendiri karena mandiri dengan usahanya juga bisa disebut dewasa dong?
Hohoho memang nggak semua bisa disebut dewasa. Kenapa? Manusia itu punya kehidupan yang berbeda-beda, setiap hari tak pernah sama, sehingga banyak manusia yang juga merencanakan kehidupan kedepan. Tapi dewasa.. kayaknya nggak bisa direncanakan. Menjadi dewasa itu sederhana, seperti menanam bibit dalam sebuah pot, sangat sederhana. Tapi jika kita belajar dengan bibit tadi, nggak akan bisa bibit itu tumbuh dengan baik kalau setiap hari tidak dirawat. Begitu juga dengan kita.
Kenapa aku bahas tentang Dewasa, karena mungkin aku terlalu kagum dengan orang-orang yang aku anggap dewasa, menjadi dewasa itu bukan hal yang sulit tapi tak mudah juga. Kalau melihat teman-teman yang sudah aku anggap dewasa, rasanya gampang "meniru" mereka, tapi saat dicoba nggak mudah juga yah, pasti ada tantangannya. Baik itu pengaruh lingkungan maupun diri sendiri.
Allah SWT menciptakan manusia juga untuk memilih, nantinya manusia yang akan mengetahui menjadi apa ia kelak. Hukum dewasa memang sederhana, tapi tak sesederhana jika direalisasikan. Kalau saya melihat teman yang ia aku anggap dewasa, mungkin masalah yang ia hadapi sudah lebih banyak dariku. Kenapa masalah? Yup, karena masalah yang memberi kita banyak sekali pelajaran dan masalah juga yang bisa mengajak kita untuk lebih mawas diri, sabar, tekun, memahami hidup dan akhirnya kedewasaan itu akan muncul.
Aku sendiri sih nggak yakin aku sudah deawasa, secara apa-apa juga belum bisa mandiri hehehe (pengakuan gitu :P). Tapi rasa ingin menjadi sosok yang lebih dewasa itu ada, sempat aku mencoba meniruka temanku, tapi selalu saja gagal, aku dikira sedang sakit hahaha... yasudah akhirnya aku kembali kewujud asalku yang pecicilan dan agak sedikit mendekati kearah manja (yeileee susah amat mau ngomong "emang manja" aje -_-). Tapi kalau dengan imajinasiku sih ada beberapa macam dewasa; ada yang dewasa karena banyak masalah akhirnya ia memahami arti kehidupan, ada juga yang dewasa karena sudah waktunya.
Aku anggap yang poin pertama sudah pada paham, nah yang poin kedua nih yang agak rancu "dewasa karena sudah waktunya? berarti pas tua dong? bukannya tadi katanya dewasa itu nggak mandang umur?"
Sabar keleus..haha... Jadi maksud dari dewasa karena sudah waktunya itu, disaat momennya dia harus dewasa yaa dia akan dewasa, misal di depan adik kelas sepertinya nggak mungkin dong menampilkan sifat manjanya, karena pasti gengsi atau yaa emang nggak bisa aja gitu buat manja didepan adik-adik kelas, kayak ada energi otomatis yang tiba-tiba nggak tau dari mana bikin kita jadi sosok kakak dihadapan adik kelas itu. Atau gini, mereka yang sudah punya anak, mau nggak mau harus dewasa bagi anaknya, kalau kakak kelas dewasa bagi adik kelasnya. Kecuali kalo nggak normal, mungkin bisa aja menampilkan sisi ketidak dewasaannya dihadapan adik kelas atau anak.
Manfaat kalau kita bisa dewasa itu banyak banget, antaranya; kita bisa lebih tawazun (seimbang), kita bisa lebih tau mana baik dan buruk, kita bisa lebih peka terhadap sekitar, kita nggak meributkan hal kecil, bisa mengendalikan emosi dan tau sikon. Nah, tau sikon ini adalah, kita bisa menempatkan/menyesuaikan diri kita dimanapun kita berada.
Sesekali kita suka mikir begini, anak yang manja itu anak yang nggak dewasa. Menurut aku sih belum tentu, seperti yang udah kita bahas diatas, bisa menyesuaikan diri, kalau dihadapan orangtua bolehlah manja yang tetap dewasa, bukan yang kebangetan.
Aku senang melihat teman-teman yang aku anggap dewasa, karena mereka bisa jadi orang yang sangat bijak dalam mengambil keputusan. Kalau belum dewasa biasanya kayak ego sendiri gitu (kaya curhat yah gue :D), yah begitu deh pokoknya. Sampai nggak semua orang yang sudah tuapun bisa langsung menjadi dewasa atau benar-benar dewasa. Karena dewasa itu seni kepribadian dalam mengendalikan diri, bukan untuk mendapat apa yang "aku" mau tetapi apa yang kalian "mau". Menyesuaikan alur dan memberika inspirasi yang mantap, dimulai dari pengalamannya itu tadi hehehe
Sudah makin malam, khawatir makin ngaco nih tulisan. Semoga bermanfaat dan semoga kita bisa menjadi dewasa (:
Perjalanan Ini
Aku tak tau, apakah hal ini sudah biasa dalam perjalanan hidup manusia, atau memang aku saja yang mengalaminya di fase ini? Saat ini rasa yang begitu membuat aku berontak mulai membayangi hingga urat nadi ini berdenyut lebih kencang dan cepat, darah terkadang tak beraturan untuk segera naik memenuhi otakku ini. Ketika jalan ini begitu terasa padat dengan hari-hari yang telah diatur, aku mulai meraba-raba mana yang memang harus aku perbaiki. Aku belajar menghargai, meneriman, memberi, memaafkan hingga bersabar dengan ikhlas dengan setiap tantangan yang ada saat ini.
#RapimnasKAMMI2014 (part 1)
Awalnya dapet BC dari kawan di grup WA KAMDA Serang, biasa aja sih bahasa pesannya, tapi nggak tau kenapa kali ini bikin aku penasaran. Inti dari pesan itu bahwa akan ada acara Rapimnas tanggal 5 Juni di Bdiklat Kemensos Jaksel, yang akan dihadiri sama Prabowo juga JK (awal pesannya begitu). Waaaooow keren banget kan kalo bisa ikut nimbrung walau sebentar hehehe...
"Yap" jawabnya sigap tanpa senyum
"Oh kesana, naik angkot 06 arah kampung melayu"
"Bisa"
"Makasih, pak.."
"Ya"
"mau kemana, neng?" ibu-ibu yanglain menanyakan aku