Perjalanan Ini



Aku tak tau, apakah hal ini sudah biasa dalam perjalanan hidup manusia, atau memang aku saja yang mengalaminya di fase ini? Saat ini rasa yang begitu membuat aku berontak mulai membayangi hingga urat nadi ini berdenyut lebih kencang dan cepat, darah terkadang tak beraturan untuk segera naik memenuhi otakku ini. Ketika jalan ini begitu terasa padat dengan hari-hari yang telah diatur, aku mulai meraba-raba mana yang memang harus aku perbaiki. Aku belajar menghargai, meneriman, memberi, memaafkan hingga bersabar dengan ikhlas dengan setiap tantangan yang ada saat ini.


Jujur, aku bukanlah malaikat yang bisa memenuhi keharusan-keharusan yang ada dengan teratur dan pasti, ada kalanya aku berproses dengan kemauanku sendiri, dengan pemikiranku sendiri. Namun aku tetap melihat konteks pemikiranku, apakah sesuai dengan yang seharusnya atau bahkan membahayakan. Dengan bekal yang telah dianugrahkanNya, aku selalu berpikir lebih positif kedepan. Aku selalu mencari wadah yang bisa memperbaiki diriku agar lebih baik lagi dari sebelumnya, hingga aku bertemu dengan kawan-kawanku dimana mereka mengajariku banyak hal. Kini aku dapat ilmu, dimana kawan-kawan baikku mengajari bagaimana berorganisasi dengan baik dan teratur. Itu belum cukup bagiku, karena aku harus mempraktekannya dalam dunia nyata.

Sampai aku mencoba hal baru di tempat yang aku sebut sebagai duniaku. Aku diluar banyak belajar dengan kawan-kawanku itu, dan berniat mengaplikasikannya dalam kehidupan dimana aku pergi. Aku pun mencoba di kampus dan dimanapun dari ilmu yang aku dapat. Terkadang praktek itu memang lebih rumit ketimbang teori yang didapat. Akan banyak pertentangan yang diterima manakala kita mengaplikasikan kebiasaan baik yang ingin kita mulai, dimanapun. Awalnya aku pikir ini mudah, karena aku mempraktekan ilmu baru dan strategis kepada saudaraku juga, walau beda tempat. Tapi memang apa yang kita inginkan tak melulu mulus, selalu ada rintangan, selalu ada penolakan, mulai dari yang halus hingga penolakan yang menyakitkan hati.

Saat aku menatap langit, aku berpikir ditempat lain langit pun akan sama. Hahh.. ternyata tidak seperti itu, karena harus ada metode lain yang harus disusun sedemikian rupa, agar apa yang aku harapkan bisa berjalan dengan baik. Karena setiap pengalaman akan berbeda, karena setiap pengalaman akan bergulir sesuai zaman. Seperti yang Rasulullah saw. alami pada masanya, bahwa kita memang harus membuat strategi yang matang dalam sebuah maidan pertempuran, walaupun itu dilahan saudara kita sendiri. Niat kita ingin membantu saudara kita yang mungkin masih harus kita bantu karena sesekali mungkin ia terjerembab didalam keburukan ternyata tak berhasil, karena teknik yang diterapkan itu tadi, tidak harus sama.

Kini, aku sedang merenung, berpikir, bagaimana memberi penerapan yang baik kepada saudaraku sendiri, sesuai ilmu yang ku dapat di luar, namun dengan metode yang berbeda. Aku tau, mereka bukan anak kecil lagi yang butuh disuapi dengan sendok kecil agar tidak keselek bahkan muntah, namun setiap jalan memang harus dilalui dengan proses. Sakit hati ini saat dikatakan bahwa aku memberi masukan layaknya orang luar, bukan orang dalam. Jujur, aku menilai seperti itu karena memang aku belajar diluar, agar aku bisa terbuka pikirannya, agar aku bisa dapat masukan yang lebih jernih tanpa campur pemikiran dan ideologi yang saudah ada dalam benak masing-masing saudaraku itu.

Namun, inilah jalanku. Setiap manusia akan merasakan hal yang sama, dengan kondisi dan problematika yang berbeda. Aku hanya mencoba untuk terus bersabar dan melupakan hal yang hanya membuang waktuku saja. Aku hanya ingin berpikir kedepan, walau saudaraku menyangka aku seperti orang lain, entah karna ia hanya berpikir ditempat saja, atau aku yang berlebihan mencari inspirasi.

Semoga ini menjadi bahan renungan dan evaluasi bersama. Maaf jika aku masih belum bisa dipandangan dengan baik olehmu, aku terus berusaha menjadi apa yang kau mau, namun apakah amsih salah jika aku menerapkan pelajaran yang aku terima walau dari luar, walau yang diluar itu juga saudara kita yang memberi saran. Kadang aku berpikir bahwa aku akan mengikuti apa maumu, walau itu tak baik, walau itu hanya keegoisanmu, aku mencoba untuk mengikutinya. Walau aku tau, jika begitu , jalan ini tidak akan berkembang. Namun aku mencoba sabar mengikuti egomu. Biar orang lain yang menilai. Dan semoga aku masih bisa ikhlas menganggapmu sebagai saudara yang dulu pernah kukenal. Perbedaan yang ada saat ini membuat kita jauh, aku takut ini hanya karena urusan dunia. 

Duhai saudaraku, mari kita luruskan niat kita. Jangan kau makan egomu dengan hal yang menjebakmu sendiri, atau menjebak kita semua. Harapku, kita akan terus istiqomah dan berukhuwah. Karena disetiap jalan ada cerita yang naik turun, dalam rangka Allah mengetahui seberapa jauh makhlukNya serius dalam mengemban jalan ini.

Wallahualam..



Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
|Free Template Blogger | BERITA'KU | Indo Tutorials | SEO |
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar