Belajar Tulus dari Sang Penjual Tissu



Mungkin jika anda berkunjung ke daerah Tangerang, tepatnya di halte Kebon Nanas yang mengarah/sejalan menuju ke tol jakarta-merak, akan bertemu dengan sosok itu. Memakai peci putih sulaman, tinggi, berkulit hitam, mungkin usianya sekitar 40 tahun lebih. Ia memiliki senyum yang ikhlas dan membawa seperangkat dagangannya untuk ditawarkan pada yang membutuhkan. Entah siapa namanya, yang pasti aku sering bertemu dengannya setiap menunggu bis yang akan aku tumpangi menuju kampusku di Serang Banten.
"Untirta ya, dek?" suaranya khas yang membuat aku tak perlu berpikir suara siapa itu. Senyum ikhlasnya pun menyapaku ditiap pertemuan, seakan mengotomatiskan bibirku untuk ikut tersenyum. "iya pak, sudah ada yang lewat kah?" tanyaku penuh harap, "Insya Allah sebentar lagi, dek. Tadi sudah ada yang lewat, paling 3 menit ada lagi. Ditunggu aja ya, dek"

Awalnya, saat aku baru memasuki masa kuliah, aku berpikir bahwa bapak ini sedang berusaha cari perhatian agar dagangannya laku. Namun, setelah aku sering menemuinya, dia tak pernah menawarkan dagangannya kecuali saat ia beroperasi di tiap bis-bis yang lewat. Ternyata bukan hanya aku? ujar hati ini yang terdecak kagum melihatnya mempersilahkan setiap orang yang lewat untuk menunggu/menaiki bis yang akan ditumpangi. Ia pun tau setiap orang mau kemana dan naik bis apa, hingga setiap orang yang menunggu bis disana tak segan menyapanya dan malah berharap agar ia ada untuk memberikan informasi angkutan antar kota yang akan ditumpangi.

Takjub pun tak berhenti sampai disana, saat ada orang yang menunggu sahabatnya lalu sang bapak ini tau bahwa sahabat dari orang itu sudah berangkat, jadi orang itu tak perlu lagi menunggu lama penuh harap, atau ia tau sahabat dari orang yang ia temui itu menunggu dimana. Bukan satu atau dua orang yang ia perlakukan seperti itu, tetapi banyak, mungkin aku pun termasuk didalamnya. Ia bukan dukun yang mengetahui segalanya dengan ilmu tak jelas, ia mengetahui semua karena sering menyapa dan membantu orang-orang yang berada disana. Pernah juga, saat aku sudah duduk di bis tujuanku, tak sengaja aku melihatnya dengan sigap membantu nenek buta untuk masuk ke bis tujuan sang nenek, padahal disana banyak orang yang tidak sedang repot membawa dagangan.

Saat keseringanku menatapnya disetiap pagi menjelang keberangkatanku menuju kampus, tiba-tiba terbesit dan terbayang dalam benak bahwa akhirnya ia akan ikut berbaris diantrian masuk orang-orang yang dipanggil untuk masuk SurgaNya, lalu memberikan senyuman tulusnya itu pada setiap orang yang ada di padang Mahsyar. Hingga sampai pada titik kagum yang tertinggi, aku berdoa kepada Allah SWT, jika memang ia termasuk orang yang beriman kepadaMu, masukkanlah ia kedalam SurgaMu, semoga...



Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
|Free Template Blogger | BERITA'KU | Indo Tutorials | SEO |
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar