Baru mengetahui sesungguhnya, tak semua yang aku lihat baik itu baik. Tak semua yang aku lihat penuh itu berisi. Tak semua yang aku lihat terpuruk itu bangkit. Dan tak semua yang aku lihat benar itu baik.

Warna-warni sifat manusia sangat membingungkan terkadang. Banyak yang dipahami namun tak sedikit yang sulit dimengerti. Aku merasa apakah masih ada kebaikan dalam hati manusia jika dirinya selalu memberikan kebaikan dihadapanku namun punah dibaliknya. Aku masih ragu, apakah terus ada kegalauan yang dibalas dengan kebaikan bila yang membalasnya masih memendam gundah dihatiku. Aku pun tak tau.
Itulah manusia, yang tak habis dari khilaf. Lupa menjadi alasan, sedikit kebaikan mejadi bandingan. Terbahak-bahak saat hati resah, menangis saat banyak yang bahagia, mengeluh saat kesukaran, memaki saat dimaki, mencela saat tak ada jalan keluar, meremehkan saat melihat, dan menari saat tepian bibir harus berucap. Sunggu aneh memang..
Bibir berucap berikan 1 namun hati berharap 1000. Aku tak yakin kau pandai, padahal hati ini takut. Mengapa kau tidak bersamaku, padahal hati bahagia. Aku yakin kamu bisa, padahal hati tak yakin itu. Kamu hebat, padahal hati menepis semua. Aku bisa, padahal hati tak ada niat apa-apa. Aku tidak berdusta, padahal hati mengaku bahwa banyak terpendam dusta-dusta.
Berdusta? Ya, berdusta. Aku tau kau berdusta. Berdusta pada Allah SWT maha Kuasa, berdusta pada sunnah RasulNya. Berdusta pada ibu yang melahirkanmu. Berdusta pada ayah yang mencari nafkah untuk pertumbuhanmu. Berdusta pada sahabat baikmu dan Berdusta pada kaum yang didustakan olehmu.
"Aku pernah melihat seseorang yang tak segan-segan memperlihatkan percumbuannya di muka umum". Itulah kata-kata yang terucap dari orang disekitarku, padahal kegiatan itu sering ia lakukan.
Duhai sobat, banyak sekali ucapan yang tak sepadan dengan perlakuannya. namun ucapan yang biasa saja lebih benar dan tak di lebihkan seperti banyak contoh di atas. Masih banyak dari diri kita yang harus segera di koreksi. Banyak juga diantara kita yang harus mengoreksi dirinya agar tak salah langkah. Namun, kesalahan dalm melangkah terkdang menjadi masalah panjang dan besar bagi pemilik sifatnya. Tanpa diketahui itu semua mengalir dan dosa pun menggerogoti keburukan yang telah ada.
Duhai sobat, mengapa kau tak mencoba bermuhasabah diri? Untuk kebaikanmu dan yang lainnya. Untuk menguji dan mengetes kebaikan dan keburukanmu yang akan terukur dari pemerhatian hati ini. Ya ALLAH berikan kemudahan yang berlebih untuk aku, keluarga dan teman-temanku agar dapat menjadi yang khusus dalam FirdausMu. Ya ALLAH, jauhkan keburukan dan pendustaan dunia dari hadapanku agar aku mudah menjalankan kebaikan untuk memudahkan aku lebih baik lagi menjalankan tugasku kepadaMu. Sungguh ya Rabb, aku butuh pertolonganMu agar semua dapat mengerti untuk membedakan apa itu benar dan apa itu dusta. Karena aku tau pendusta tak akan masuk dalam surga indah yang kau ciptakan.
Warna-warni sifat manusia sangat membingungkan terkadang. Banyak yang dipahami namun tak sedikit yang sulit dimengerti. Aku merasa apakah masih ada kebaikan dalam hati manusia jika dirinya selalu memberikan kebaikan dihadapanku namun punah dibaliknya. Aku masih ragu, apakah terus ada kegalauan yang dibalas dengan kebaikan bila yang membalasnya masih memendam gundah dihatiku. Aku pun tak tau.
Itulah manusia, yang tak habis dari khilaf. Lupa menjadi alasan, sedikit kebaikan mejadi bandingan. Terbahak-bahak saat hati resah, menangis saat banyak yang bahagia, mengeluh saat kesukaran, memaki saat dimaki, mencela saat tak ada jalan keluar, meremehkan saat melihat, dan menari saat tepian bibir harus berucap. Sunggu aneh memang..
Bibir berucap berikan 1 namun hati berharap 1000. Aku tak yakin kau pandai, padahal hati ini takut. Mengapa kau tidak bersamaku, padahal hati bahagia. Aku yakin kamu bisa, padahal hati tak yakin itu. Kamu hebat, padahal hati menepis semua. Aku bisa, padahal hati tak ada niat apa-apa. Aku tidak berdusta, padahal hati mengaku bahwa banyak terpendam dusta-dusta.
Berdusta? Ya, berdusta. Aku tau kau berdusta. Berdusta pada Allah SWT maha Kuasa, berdusta pada sunnah RasulNya. Berdusta pada ibu yang melahirkanmu. Berdusta pada ayah yang mencari nafkah untuk pertumbuhanmu. Berdusta pada sahabat baikmu dan Berdusta pada kaum yang didustakan olehmu.
"Aku pernah melihat seseorang yang tak segan-segan memperlihatkan percumbuannya di muka umum". Itulah kata-kata yang terucap dari orang disekitarku, padahal kegiatan itu sering ia lakukan.
Duhai sobat, banyak sekali ucapan yang tak sepadan dengan perlakuannya. namun ucapan yang biasa saja lebih benar dan tak di lebihkan seperti banyak contoh di atas. Masih banyak dari diri kita yang harus segera di koreksi. Banyak juga diantara kita yang harus mengoreksi dirinya agar tak salah langkah. Namun, kesalahan dalm melangkah terkdang menjadi masalah panjang dan besar bagi pemilik sifatnya. Tanpa diketahui itu semua mengalir dan dosa pun menggerogoti keburukan yang telah ada.
Duhai sobat, mengapa kau tak mencoba bermuhasabah diri? Untuk kebaikanmu dan yang lainnya. Untuk menguji dan mengetes kebaikan dan keburukanmu yang akan terukur dari pemerhatian hati ini. Ya ALLAH berikan kemudahan yang berlebih untuk aku, keluarga dan teman-temanku agar dapat menjadi yang khusus dalam FirdausMu. Ya ALLAH, jauhkan keburukan dan pendustaan dunia dari hadapanku agar aku mudah menjalankan kebaikan untuk memudahkan aku lebih baik lagi menjalankan tugasku kepadaMu. Sungguh ya Rabb, aku butuh pertolonganMu agar semua dapat mengerti untuk membedakan apa itu benar dan apa itu dusta. Karena aku tau pendusta tak akan masuk dalam surga indah yang kau ciptakan.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
|Free Template Blogger | BERITA'KU | Indo Tutorials | SEO |






0 komentar:
Posting Komentar